Postingan

Mutiara Terpendam: Akasha Wira International Tbk.

Gambar
Mungin tidak banyak orang yang melirik saham ini. Ya, karena ADES merupakan salah satu saham small cap di Bursa Efek Indonesia. Meski begitu, perusahaan ini menyimpan potensi yang luar biasa. Apa itu? mari kita bahas. SEKILAS PERUSAHAAN ADES atau dengan nama perusahaan Akasha Wira International, Tbk. awalnya didirikan pada tahun 1985 dengan nama PT Alfindo Putrasetia. Pada tahun 2004, perusahaan ini berganti nama menjadi Ades Waters Indonesia, Tbk. semenjak diakuisisi Water Partners Bottling S.A. perusahaan patungan antara dimiliki oleh Nestle dan The Coca Cola Company. Meskipun ticker sahamnya ADES, akan tetapi perusahaan ini tidak lagi menjual brand air minum ADES semenjak diakuisisi oleh Sofos pada tahun 2008.  Lisensi brand minuman ADES sekarang dimiliki oleh The Coca Cola Company. Akasha Wira International dulunya merupakan perusahaan yang tiap tahunnya selalu merugi, pasca akuisisi Sofos, perusahaan ini seakan ‘disulap’ sehingga berbalik arah mencetak laba tiap tahunnya

Keputusan Terburuk Warren Buffett

Gambar
Selain sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffett juga merupakan panutan bagi hampir semua investor saham di dunia. Filosofi investasinya banyak diadaptasi oleh orang-orang dan terbukti dapat menghasilkan kekayaan dalam jangka panjang. Dibalik kekayaan yang dimiliki oleh Warren Buffett, beliau pernah salah mengambil keputusan investasi yang fatal. Keputusan tersebut membuat beliau menelan kerugian yang cukup besar dan merupakan salah satu penyesalan terbesar dalam hidupnya. Dalam suatu wawancara, beliau pernah menyatakan bahwa kesalahan paling fatal yang ia lakukan adalah membeli Berkshire Hathaway, perusahan yang sekarang merupakan perusahaan konglomerasi miliknya. Menurut Buffett, apabila ia tidak pernah membeli Berkshire, ia pasti akan jauh lebih kaya daripada sekarang. Pada awalnya, Berkshire Hathaway bukanlah merupakan perusahaan investasi seperti sekarang, ada kisah yang panjang sebelum perusahaan ini dibeli oleh Warren Buffett dan "disulap" menjadi s

Belajar dari Warren Buffett

Gambar
Dimulai dari tabungan senilai $120, seorang bocah Omaha berumur 11 tahun bersama saudara perempuannya membeli enam lembar saham perusahaan Cities Services Preferred seharga $38,25/lembar. Masing-masing dari mereka memiliki tiga lembar. Harga saham tersebut jatuh dari harga $38,25 menjadi $27. Ia merasa bersalah karena telah membujuk saudara perempuannya untuk membeli saham tersebut. Beruntung, harga saham itu akhirnya naik hingga mencapai $40, ia langsung buru-buru menjual saham itu dan mendapat keuntungan $1,75/saham. Dua tahun kemudian, si bocah menyesal telah menjual saham tersebut terlalu cepat, karena ternyata harga sahamnya terus naik hingga mencapai $202/lembar. Sekarang, bocah tersebut menjadi orang terkaya ke-3 di dunia dengan kekayaan sebesar $88.3B (Forbes 400).  Ia bernama Warren Buffett. Untuk menjadi orang sukses, kita harus belajar dari orang yang terbukti sukses, contoh terbaik untuk mempelajari dunia investasi saham di adalah Warren Buffett.

UNTR... Sudah Murah?

Gambar
Beberapa bulan belakangan, forum-forum investasi saham cukup dibuat panik dengan salah satu saham blue chip yang anjlok sekitar 50% dari harga tertingginya tahun lalu. Saham tersebut yakni PT. United Tractors Tbk. (UNTR) Per 27 Agustus 2019, saham ini berada pada posisi Rp20.700/lembar. Saham ini cukup terkenal karena masuk ke dalam indeks LQ45 dan memiliki fundamental yang kuat. Setelah turun sangat dalam, apakah valuasi UNTR sudah murah? (Source: okezone.com ) Mari kita analisis perusahaan ini... PT. United Tractors Tbk. (UNTR) merupakan salah satu anak usaha dari grup Astra (ASII). Kepemilikan saham United Tractors dikuasai oleh PT Astra International Tbk sebanyak 59,5% dan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 40,5%. Perusahaan ini dikenal bergerak di bidang mesin kontruksi yang terdiri dari distribusi alat berat dan alat transportasi. Perusahaan ini merupakan distributor alat berat terbesar di Indonesia dengan market share 36% (Sumber: Laporan Tahunan) melalui merk

6 Tipe Saham ala Peter Lynch

Gambar
Beberapa minggu yang lalu, saya baru saja selesai membaca buku One Up on Wall Street karya salah satu fund manager terkemuka yakni Peter Lynch. Beliau merupakan mantan fund manager dari Fidelity Magellan Fund yang ia ambil alih pada tahun 1977 ketika berumur 33 tahun, dan ia jalankan selama 13 tahun sampai tahun 1990, dan pensiun di umur 46. Bagi investor awam, nama beliau mungkin kurang populer apabila dibandingkan dengan Warren Buffett atau Benjamin Graham, tetapi strategi investasinya cukup menarik untuk dipelajari. Beliau mempopulerkan istilah multi-bagger yang artinya saham yang menghasilkan return berkali-kali lipat. Istilah ini terinspirasi dari olahraga baseball dimana kata "bags" adalah poin yang dicetak oleh pemain untuk memenangkan pertandingan. Menurut bukunya tersebut, Peter Lynch merumuskan 6 kategori saham yang ada di bursa. Keenam kategori tersebut yakni slow growers, stalwarts, fast growers, cyclicals, asset play, dan turn-arounds . Sebenarnya a